Langsung ke konten utama

Badai Harvey, Ledakan Pabrik Kimia Hingga Krisis Suplai Ethylene



Badai Harvey yang melanda negara bagian Texas hingga Lousiana menyebabkan kerusakan lingkungan serta menelan korban jiwa. Sedikitnya 35 orang meninggal dunia dan 17 orang lainnya masih hilang. Sementara itu, lebih dari 32.000 jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Badai tropis tersebut bukan hanya menyebabkan kerusakan infrastruktur, akan tetapi juga menyebabkan banjir dengan radius yang cukup luas.

Peta lokasi terdampak badai Harvey. Sumber : New York Times

Luapan sungai-sungai yang menyebabkan banjir. Sumber : New York Times

Banjir bukan hanya memaksa para warga di sana untuk mengungsi, namun juga menyebabkan ledakan di sebuah pabrik kimia. Arkema Inc, sebuah industri polimer Prancis, meledak setelah wilayahnya tergenang air pada 31 Agustus pukul 1 dini hari waktu setempat. 

Arkema plant sebelum banjir

Arkema plant saat banjir

Arkema Inc. yang terletak di Crosby, Texas, memproduksi cairan organik peroksida, bahan kimia penting untuk produksi thermoplastic sebagai bahan baku berbagai produk polimer, seperti : part mobil, food packaging hingga cleaning products. Selain memproduksi cairan kimia, Arkema Inc. juga mengolah bahan dasar tersebut menjadi berbagai kebutuhan rumahan dan perkakas, antara lain : cat akrilik, gelas dan piring polystyrene, PVC untuk pembuatan pipa dan berbagai produk packaging berbahan plastic. 

Ledakan terjadi pada tangki cairan peroksida karena terjadi kekurangan suplai energi pada sistem pendingin pabrik tersebut. Lebih dari 2 ton material organik dari sebuah kontainer meledak yang berdampak pada evakuasi 5000 orang di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan karena senyawa kimia organik yang terbuang ke udara sangat berbahaya. Tidak ada korban jiwa dalam kerjadian tersebut, namun sedikitnya 15 petugas keamanan mengalami iritasi saluran pernapasan sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.


Senyawa peroksida dan organic yang diproduksi Arkema Inc.
Organic peroxide merupakan senyawa karbon yang memiliki ikatan 2 atom oksigen di dalamnya (-O-O-). senyawa ini disebut dengan kelompok peroxy yang mudah terbakar. Dikarenakan sifatnya yang mudah teroksidasi atau terdekomposisi, peyimpanan serta penggunaannya dalam industri harus dijaga pada suhu yang stabil dengan sistem pendingin atau refrigeration atau system penukar panas (heat exchanger) pada suhu di bawah 10 derajat celcius.


Heat exchanger di Arkema Inc.



Sumber : CBS News

Badan lingkungan AS yang juga menginvestigasi udara dari ledakan pabrik pupuk di West, Texas pada 2013 yang menyebabkan 15 orang tewas, mengonfirmasi bahwa senyawa yang terlempar ke udara tidak toxic sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan. 

Pihak Arkema Inc. juga mengonfirmasi bahwa masih ada delapan kontainer yang berpotensi meledak, namun hal ini tidak dapat dicegah karena senyawa kimia tersebut mudah sekali terdegradasi sehingga membutuhkan sistem pendingin yang cukup. Namun karena banjir, sistem pendingin yang biasa peroprasi, kekurangan pasokan tenaga untuk cukup menjaga kestabilan suhu senyawa tersebut sehingga terjadi ledakan.

Selain Arkema Inc. sebagai produsen bahan baku dan pelaku industri polimer, hal buruk lain yang tidak kalah mengkhawatirkannya yaitu suplai Ethylene yang diprediksi menurun hingga November mendatang. Gas yang tidak berwarna dan mudah terbakar tersebut merupakan bahan baku industri petrokimia yang paling penting yang suplainya kebanyakan berasal dari Gulf of Mexico, bagian teluk lautan yang terdampak oleh Badai Harvey.

Texas merupakan produsen dengan suplai 3/4 dari seluruh kebutuhan Amerika Serikat. Ethylene merupakan bahan baku dasar pembuatan konstruksi bangunan, plastic serta berbagai komponen kendaraan, bahkan sebagai bahan produksi pempers/pembalut yang dijual oleh Wal-Mart. Badai Harvey memaksa semua plant produsen Ethylene berhenti beroperasi sehingga menyebabkan penurunan kapasitas produksi di negara itu hingga 61%.

Ethylene atau C2H4 terproduksi secara alami oleh pembusukan buah-buahan. Namun ternyata, gas ini memberikan sumbangan kurang lebih 3,5 triliun USD terhadap industri kimia dengan produksinya sebesar 146 juta ton pada tahun 2016.

Sumber : Bloomberg

Industri proses mengolah senyawa kimia tersebut menjadi polyethylene, plastic umum yang digunakan sebagai kantong plastic. Ketika Ethylene diubah menjadi ethylene glycol, senyawa tersebuh menjadi bahan antibeku yang berfungsi menjadi mesin kendaraan hingga sayap kendaraan tetap berfungsi meski di cuaca yang ekstrim pada musim dingin. Selain itu, Ethylene juga bahan baku dasar polyester yang digunakan pada industri tekstil dan botol kemasan air mineral.

Ethylene juga merupakan bahan baku dasar produk vynil seperti pipa PVC yang digunakan sebagai media transportasi air ke para pengguna rumahan, instrument medis serta sol sepatu. Senyawa ini juga membantu melawan pemanasan global dengan produksi polystyrene sebagai insulator ringan, 

serta bahan baku karet sintetis yang dapat ditemui pada roda commuter line sehingga kendaraan tersebut berjalan dengan aman. Bahkan, senyawa ini merupakan bahan baku cat dan permen karet.


Produksi Ethylene berasal dari gas alam yang direaksikan dengan steam pada termepratur 816 derajat celcius di dalam furnace sehingga rantai panjang karbon pada gas alam terpecah ikatannya menjadi berbagai senyawa karbon rantai pendek, salah satunya Ethylene dengan produk samping Propylene. 

Analis dari Alembic Global Advisors, Hassan Ahmed mengatakan bahwa Ethylen dan derivatnya menyiplai 40% penjualan produk kimia secara global. Permintaan pasar di Amerika Serikat membuat khawatir para praktisi di sana karena secara dramatis akan memengaruhi supply-demand di sana. Meskipun  pabrik kimia di sekitar Gulf Coast didesain untuk tetap kokoh terhadap badai dan banjir, Badai Harvey kali ini mendorong industri tersebut menjadi mati beberapa saat. produsen Ethylene di sekitar Teluk Meksiko yang diterjang Badai Harvey di antara lain LyondellBasell Industries NV di Corpus Christi, Exoon Mobil Corp. di Bayton, Chevron Phillips Chemical Co di Port Arthur.

Industri Ethylene
Menurut Kevin McCarthy, Analis Vertikal Reseach, Kombinasi dari lintasan destruksi Badai Harvey dan hujan berkepanjangan menyebabkan malapetaka suplai industri kimia AS yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurutnya, hal ini belum pernah terjadi selama kurun waktu 18 tahun. Banyak produsen telah mengatakan kepada pelanggannya bahwa mereka tidak dapat memenuhi suplai material yang telah menjadi kewajiban mereka selama kontrak kerja dikarenakan oleh badai tersebut 



Sumber dan referensi : 


http://www.msn.com/en-us/money/markets/worlds-most-crucial-chemical-suddenly-in-short-supply-on-harvey/ar-AAr4dQF?li=BBmkt5R&ocid=spartanntp

http://www.msn.com/en-us/news/us/flames-erupt-at-flooded-chemical-plant-in-texas/ar-AAr6q3u?li=BBmkt5R&ocid=spartanntp

http://www.dailymail.co.uk/news/article-4845672/Raging-fire-Texas-chemical-plant-after.html

https://www.nytimes.com/interactive/2017/08/24/us/hurricane-harvey-texas.html

https://www.cnbc.com/2017/08/31/explosions-and-smoke-reported-at-flood-hit-arkema-plant-in-texas.html

http://www.fox13memphis.com/news/trending-now/what-is-the-arkema-plant-and-what-do-they-make/600757969

http://www.orangeleader.com/2017/08/31/arkema-plant-explosion-updates-crosby-on-edge-after-fires-rock-harvey-crippled-plant/




Komentar

Popular Posts

Cara Legal Download Jurnal Elsevier dengan Akun Email Universitas

Santos Ltd: Perusahaan Multinasional yang Menyokong Kebutuhan Gas di Indonesia

Kumpulan Karya Ilmiah dan Essay #3